Kepala Biro Umum: Keprotokoleran Layaknya Halaman Depan Kemenag
By Admin
nusakini.com-Padang-Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Sumatera Barat menggelar Bimbingan Teknis Keprotokoleran dan Tata Naskah dengan mengusung tema Melalui Bimbingan Teknis Keprotokoleran Tingkatkan Pelayanan Publik pada Jajaran Kanwil Kemenag Sumbar, Minggu malam (23/09).
Bimtek Keprotokoleran dan Tata Naskah ini dihadiri sekitar 80 ASN dari Kanwil Kemenag Sumatera Barat, Kankemenag kabupaten/kota se provinsi Sumbar, akedimisi UIN Imam Bonjol Padang dan IAIN Batusangkar.
Hadir sebagai nara sumber Kepala Biro Umum Setjen Kemenag RI, Syafrizal yang memaparkan terkait Implementasi KMA No 428 Tahun 2005 Tentang Petunjuk Pelaksanaan Keprotokolan dan peran protokol dalam menjaga nama baik kementerian.
Bimtek Keprotokoleran dan Tata Naskah Kanwil Kemenag Sumbar digelar selama tiga hari di Kota Padang dari 23-25 September 2018.
Kepada peserta Bimtek Syafrizal bercerita terkait pengalaman kunjungan utusan presiden salah satu di negara Eropa Timur saat ke Indonesia yang dilayani ala kadarnya oleh protokol. Ternyata yang berkunjung itu adalah senator, di mana dua tahun kemudian menjadi presiden dan datang ke Indonesia untuk menjalin kerjasama perdagangan.
"Sampai-sampai saat itu keprotokoleran presiden meminta maaf. Maknanya adalah ada standarisasi dalam keprotokoleran. Protokol layaknya halaman depan dari sebuah bangunan. Protokoleran juga nama baik dari sebuah kementerian dan lembaga. Jadi tolong dalami aturannya. Kalau di lapangan protokol harus tahu tiga langkah ke depan, " kata Syafrizal yang juga menjabat Ketua Koperasi Kemenag RI selama dua periode.
Menurut Syafrizal ada tiga poin besar dalam keprotokoleran yaitu, tata tempat, tata upacara dan tata penghormatan. Tata tempat adalah mengatur tempat dalam rangka mengormati tamu. Tempatkanlah tamu pada tempatnya layaknya orang Minang menghargai tamu.
"Kalau misalnya hanya tiga orang, Menteri Agama ditempatkan ditengah, nomor 2 Sekjen di posisi kiri, dan Dirjen misalnya berada disebelah kanan. Ini menandakan disebelah kiri adalah orang penting nomor dua di Kementerian Agama, begitu juga bila ada di pemerintahan provinsi, kabupaten hingga acara nasional," ujarnya.
Ditambahkan Syafrizal, sebenarnya tata tempat ini juga sudah ada dalam adat Minangkabau. Ia meminta kepada peserta Bimtek untuk bisa transformasikan adat tersebut ke dalam sistem protokoleran seperti menghormati para datuk, tokoh masyarakat dan alim ulama dalam sebuah acara.
Sedangkan untuk tata upacara harus betul-betul menyiapkan mulai dari awal kedatangan tamu, susunan acara, pelaku acara hingga selesai acara.
"Banyak yang melupakan begitu acara selesai protokol hilang dan tamu pun tidak dilayani hingga ke bandara. Disinilah peran protokol menjadi sangat penting terutama acara yang sifatnya nasional.
Syafrizal juga mengapresiasi peserta Bimtek yang tidak hanya berasal dari ASN Kanwil Kemenag Sumbar, Kankemenag kabupaten/kota se Provinsi Sumbar melainkan juga diikuti oleh perwakilan UIN dan IAIN.(p/ab)